Thursday 6 October 2016

Butuh Tapi Tidak untuk Dikasihani

Doc. Syamsudar Lawe


It's Me: Manusia Pada dasarnya merupakan makhluk sosial yang membutuhkan bantuan dari orang lain, tidak bisa hidup sendirian, bahkan saat terlahir pun sudah membutuhkan bantuan dari orang lain.
Sejak bayi, balita, kanak-kanak, dewasa, hingga pada usia lanjut. 

Keinginan untuk saling tolong menolong menjadi hal yang tidak akan pernah lepas dari diri sesorang bahkan hingga akhir hayat sekalipun. 

Pekerjaan yang sulit bisa menjadi lebih mudah, pekerjaan yang lama bisa menjadi relatif lebih singkat, dan pekerjaan yang banyak bisa terasa lebih sedikit. Semuanya memang dibutuhkan. Tetapi, segala usaha dan pekerjaan tentu tidak bisa hanya mengandalkan bantuan dari orang lain secara dominan, karena hal tersebut bisa membuat pribadi seseorang menjadi malas, semakin terlena dan bisa memperngaruhi pola pikir menjadi pribadi yang selalu mengharapkan bantuan orang lain saja.

Tuhan tahu bahwa, siapa diantara hambanya yang hanya mengharapkan bantuan dan belas kasihan dari orang lain sedang dia tahu bahwa dirinya mampu. Maka, Tuhan hanya akan memberi apa yang diharapkan itu.

Semoga kita senantiasa diberikan kekuatan dan kemampuan untuk terus berusaha atas apa yang dikerjakan dan menjadikan kita pribadi yang senantiasa termotivasi untuk lebih bersemangat dan giat atas bantuan yang diperoleh dari orang lain. aamiin

Tuesday 4 October 2016

Pemimpin yang Mensejahterakan. Saya, Kamu, Dia, dan Mereka

Doc. Syamsudar Lawe

It's Me: Secara mendasar, definisi Pemimpin adalah orang yang mampu memimpin dirinya sendiridan orang lain. Kalimat di atas mengandung makna. pertama, Pelaku (orang) untuk orang itu sendiri, kedua, Pelaku (orang) untuk orang lain. atau bisa kita analogikan. Saya untuk diri Saya sendiri dan Saya untuk orang lain.

Dalam menjalankan aktifitas sehari-hari, seseorang tentu akan melakukan hal-hal yang baik untuk dirinya. seseorang tidak pernah menginginkan hal yang bisa merusak atau bahkan menyakiti dirinya sendiri. nah, kenapa melakukan hal-hal yang baik untuk orang lain tidak kita prioritaskan sama seperti diri sendiri. Apakah sesederhana itu ?

Saya teringat dalam setiap acara pernikahan yang Saya hadiri, pernikahan tentu ada kedua mempelai, ada saksi, ada wali/hakim, dan ada pula ijab qobul. artinya pernikahan yang sah dan baik terjadi karena adanya aturan yang jelas dan adanya perantara yang menjadi pemersatu keduanya. didalamnya perumpamaan ini juga sama bahwa makna yang terkandung yaitu Saya untuk Saya dan Saya untuk Orang lain. Korelasi kedua contoh kasus di atas adalah adanya aturan dan perantara yang menyatukan.

kenapa Saya begitu mudah berbuat baik pada setiap hal untuk diri Saya, sedangkan untuk orang lain jarang dan bahkan susah.

Untuk penggunaan Kepemimpinan, kepemimpinan yang ideal membutuhkan aturan-aturan serta perantara-perantara untuk menyempurnakan hal tersebut. dan inilah yang harus dimiliki bahwa "Rasa", "Merasakan", "Memiliki", dan "Rasa Peduli".

Ketika Seseorang merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, ketika seseorang peduli akan kondisi orang lain, ketika seseorang merasa saling memiliki dan menjaga satu sama lain.

Orang yang memimpin dan yang dipimpin, bisa saling menjaga dan mengasihi satu sama lain. sedangkan aturan yang jelas. yang benar mengajarkan kepada kebenaran dan yang salah mengingatkan dan mengembalikan kepada kebenaran.



Monday 3 October 2016

Lulus Kuliah Tepat Waktu itu Baik, Tetapi Lulus Kuliah Tepat Waktu dan dibekali Pengalaman Organisasi itu Jauh Lebih Baik

Doc. Syamsudar Lawe


It's Me: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Jilid I Bapak Anies Rasyid Baswedan, Ph, D. pernah berkata dalam akun twitternya yang kalimatnya kurang lebih seperti ini bahwa "Lulus kuliah tepat waktu itu baik, tetapi lulus kuliah tepat waktu dan dibekali pengalaman organisasi itu jauh lebih baik". sama halnya ketika Saya mengatakan "Ganteng itu baik, tetapi Ganteng dan dibekali prestasi gemilang itu jauh lebih baik". 

Melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda, dan dipandang oleh orang lain untuk setiap sudut pandang yang menawan. menarik bukan. ketika berdiskusi mengenai ilmu politik, maka dia orangnya, ketika berdiskusi mengenai ilmu komunikasi, dia juga orangnya, ketika berdiskusi mengenai ilmu ekonomi, dia lah orangnya, ketika berdiskusi mengenai ilmu sosial dan budaya maka dia juga orangnya, hampir semuanya, tetapi dia juga orangnya.

Sama seperti sebuah rantang nasi, bagian atasnya ada rendang, bagian dibawahnya ada opor ayam, bagian di bawahnya lagi ada tahu, ada tempe, dan di bawahnya lagi ada beraneka ragam sayur mayur dan buah-buahan.

Bahagia bukan. menjadi orang yang demikian, setiap rumah yang berpenghuni, maka mungkin orang di dalamnya adalah temannya.

Jadi, wawasanmu luas, maka duniamu juga akan ikut meluas.